Sosialisasi Inpres No 3 Tahun 2019 Pertama di Surabaya, Gubernur Khofifah Apresiasi Menpora Amali
– Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali yang telah menunjuk kota Surabaya sebagai tempat pertamasosialisasi Instruksi Presiden (Inpres) nomor 3 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. “Terimakasih untuk seluruh atensi, sport dan seluruh perhatian kepada Pemprov Jawa Timur. Mudah mudahan Inpres nomor 3 tahun 2019 ini akan menjadi bagian dari penguatan bagaimana dunia persepakbolaan di Jawa timur dan tentu menjadi bagian dari dunia sepakbola di tingkat nasional, untuk terus berlaga dan terus akan bisa mengibarkan merah putih di dunia,” kata Khofifah dalam sambutannya, Jumat (4/6/2021) malam. Khofifah berharap dengan adanya Inpres No 3 Tahun 2019 ini, ke depan sepakbola bisa lebih didorong lagi ke arah sport tourism , sport industry, dan sport science .
"Ketiganya ini mudah mudahan menjadi satu kesatuan ketika Inpres no 3 tahun 2019 disahkan. Sport science adalah kebutuhan, bola menjadi penting untuk bisa pastikan bahwa setiap ada sepakbola maka ada sport industri di dalamnya dan setiap ada sepakbola, ada sport tourism di dalamnya,” harapnya. Sementara itu, Menpora Amali mengungkap alasan dipilih kota Surabaya, Jawa Timur sebagai tempat pertama dilakukan sosialisasi Inpres no 3 tahun 2019. Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong kemajuan sepakbola di Jawa Timur, karena saat ini hanya Jawa Timur yang memiliki klub terbanyak yang berlaga di Liga 1 yakni sebanyak lima klub.
“Jawa Barat yang luar biasa semangat sepakbolanya saja, itu hanya punya satu klub, Persib. Jakarta yang ibu kota itu hanya punya satu Persija,” jelasnya. Selain itu, Jawa Timur juga mengutus lima pemain dalam tim nasional sepakbola 2021. Dengan demikian, Jawa Timur harus terus didorong untuk memajukan olahraga khususnya sepakbola. “Sekarang program kita mulai dari sini. Jadi kalau sampai tidak maju sepakbolanya, berarti bukan karena tidak punya talenta, bukan tidak punya atlet, atau bakat tidak ada tetapi manajemennya yang harus review,” pungkasnya.